Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Definisi Islam Menurut Syaikh Said Hawwa

Berikut penulis kutipkan tulisan Syaikh Said Hawwa mengenai ta'rif (definisi) Islam dalam bukunya al-Islam.
-----::-----
Rasulullah saw. mendefinisikan Islam dengan ta'rif yang bermacam-macam. Banyak orang yang tidak mengetahui secara jelas tentang maksud ta'rif yang telah diberikan Rasulullah saw., sebab kadang-kadang Rasul menta'rifkan
Gambar Bangunan Islam
Islam dengan cara menentukan ta'rif keseluruhan Islam dengan cara menyebut satu bagian dari ajaran Islam, seperti sabda Rasulullah saw.: al-Hajju 'arofah - "Haji itu (wukuf) di arofah." Dan kita ketahui secara pasti bahwa wukuf di Arafah itu bukan keseluruhan ibadah haji, tetapi ia merupakan sebagian dari ibadah haji.

Ungkapan ini demikian jelas menunjukkan betapa pentingnya wukuf di Arafah dalam kerangka ibadah haji. Oleh karena itu, jelas salah besar orang yang menganggap bahwa seluruh ibadah haji itu adalah wukuf di Arafah. Begitu juga salah besar orang yang menganggap sebagian dari ajaran Islam itulah sebagai keseluruhan Islam, bila Rasulullah saw. memberikan ta'rif Islam seperti ia memberikan ta'rif haji di atas.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita perhatikan beberapa ta'rif tentang Islam yang telah diberikan Rasulullah saw.
Ta'rif Pertama
Dari Thalhah bin Ubaidillah, ia berkata: 'Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah saw. bersabda: "Shalat lima waktu dalam satu hari satu malam." Laki-laki itu bertanya, 'apakah ada yang lainnya?' Rasulullah menjawab, "Tidak, kecuali shalat sunnah." Kemudian Rasulullah menyebutkan zakat kepadanya, dan laki-laki itu bertanya, 'apakah ada yang lainnya?' jawab Rasulullah, "Tidak, Kecuali sadaqah sunnah." kemudian laki-laki itu berkata: "Tidak aku tambahi dan kurangi darinya." Maka Rasulullah bersabda: "Menanglah jika ia benar atau ia masuk surga jika benar." (Dikeluarkan oleh Imam Enam kecuali Tirmidzi dan menurut Abu Dawud, menanglah dab bapaknya, jika ia benar).

Ta'rif Kedua
Muawiyah bin Haydah berkata: Aku bertanya padamu karena Allah, dengan apa Allah mengutus engkau kepada kami? Rasulullah menjawab, "Dengan Islam." Aku bertanya lagi: Apa tanda-tanda Islam itu? Nabi menjawab, "Jika kamu berkata aku serahkan wajahku hanya kepada Allah dan ikhlas, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Setiap muslim adalah muhrim yang bersaudara dan saling menolong. Tidak diterima amal seorang musyrik setelah ia Islam, atau memisahkan orang-orang musyrik kepada orang-orang Islam." (HR an-Nasa'i)

Ta'rif Ketiga
Rasulullah saw. bersabda: "Islam ialah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu di jalannya." (HR Imam Hadits yang lima kecuali Bukhari)

Ta'rif terakhir inilah yang lebih menyeluruh. Dan ia mengungkapkan bagian dari totalitas Islam untuk menjelaskan betapa pentingnya bagian yang disebutkan itu. Hal ini berdasarkan hadits shahih lain yang mengandung lima rukun tadi sebagai rukun Islam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, rasulullah saw. bersabda: 
"Sesungguhnya Islam itu dibangun di atas lima: bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad itu hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan."

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa bangunan Islam dibangun di atas lima dasar. Dengan demikian kelima dasar tadi tidak dapat dikatakan sebagai totalitas Islam, tetapi merupakan inti Islam. Sedangkan dasar atau asas biasa disebut sebagai bagian dari bangunan.

Jika orang mengatakan, rumah ini dibangun di atas empat tiang; maksudnya jelas, di atas empat tiang itulah bangunan dibangun. Maka jika orang memahami bahwa empat tiang tersebut sebagai keseluruhan bangunan, atau keseluruhan bangunan itu adalah hanya empat tiang tersebut, ia jelas salah. 

Begitu juga jika orang beranggapan bahwa seluruh totalitas Islam adalah lima rukun Islam tersebut, jelas itu merupakan kekeliruan besar dalam memahami Islam. Untuk membuktikan kekeliruan pemahaman ini cukup kita membuka dan menyimak isi al-Quran, di sana disebutkan lima rukun Islam tersebut. Di sana terdapat pula masalah moral, akhlak, ekonomi, sosial, politik, perdamaian, peperangan, kebaikan, keburukan, dan lain-lain. Dan coba simak kitab-kitab fiqh, di sana akan dijumpai berbagai permasalahan mengenai ibadah, muamalah, peradilan, jihad, waris, perkawinan, dan lain-lain. Dan simak pula kitab-kitab hadits shahih seperti Kitab Shahih Bukhari, di sana akan dijumpai selain masalah aqidah dan ibadah, juga masalah lainnya seperti masalah jual beli, hukum perjanjian, politik, sosial, akhlak dan lain-lain.

Dengan demikian, lima rukun tersebut merupakan lima dasar Islam yang di atasnya dibangun seluruh struktur bangunan Islam, bukan merupakan totalitas Islam.

Oleh karena itu, Islam memiliki dasar bangunannya sekaligus; dasar adalah lima rukun Islam tadi, sedangkan bangunannya ialah seluruh struktur hukum Islam yang mencakup seluruh persoalan manusia yang dibangun di atas lima rukun atau dasar tadi. Maka jika anda mempelajari Islam, anda akan menemukan sistem politik Islam yang mandiri dalam kaitannya dengan seluruh persoalan umat, rakyat, kepemimpinan tertinggi, sistem syura, peradilan , aparat eksekutif, pengaturan administrasi dan lain-lain.

Jika Anda mempelajari Islam, maka Anda akan menjumpai sistem sosial yang spesifik; bagaimana Islam memandang manusia, laki-laki atau wanita, pengaturan dan sistem keluarga, kehidupan sosial dan lain-lain.

Jika Anda mempelajari Islam, maka Anda akan menemui sistem akhlak yang unik, bagaimana islam mengatur tatakrama hidup yang jelas, lengkap dan menyeluruh, bernialai tinggi serta realistik. Tidak satu sisi kehidupan pun yang tidak disertakan dengan sistem akhlak dalam Islam.

Jika Anda mempelajari Islam, maka Anda akan menemukan sistem pendidikan Islam yang orisinil yang dapat memakmurkan dunia, tetapi tidak melalaikan akhirat. Dan sistem pendidikan ini begitu lengkap, integral dan seimbang.

Jika Anda mempelajari Islam, maka Anda akan menemukan sistem militer dalam Islam, baik yang menyangkut masaah tujuan, sasaran, aspirasi, mobilisasi, pelaksanaan, latihan dan doktrin-doktrin militer.

Jika Anda mempelajari Islam, maka Anda akan menemukan sistem ekonomi Islam yang spesifik, baik mengatur masalah hak milik dan perbendaharaan negara, menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial atau hubungan perekonomian internasional.

demikianlah tidak ada satu sisi kehidupan manusia yang luput dari hukum Islam. Keseluruhan hukum-hukum inilah yang disebut sebagai bangunan Islam yang dibangun di atas dasar Islam yang lima tadi.

Dari pengertian-pengertian hadits Umar dan hadits-hadits lainnya, maka kita dapat memahami maksud firman Allah: "Dan Kami turunkan kitab kepadamu sebagai penjelas segala sesuatu" (QS an-Nahl: 89)

---------- :: ----------
[sumber: al-Islam, bag Muqadimah (Makna Hakiki Diin al-Islam) 1986, al-Ishlahy Press: Jakarta]

1 komentar untuk "Definisi Islam Menurut Syaikh Said Hawwa"